Gambaran EKG normal |
PENGANTAR
EKG, merupakan salah satu alat penegak diagnosis suatu penyakit atau gangguan terutama yang berhubungan dengan jantung dan sistem vaskuler. Seseorang yang normal dapat mempunyai EKG yang menujukkan kelainan yang tidak spesifik dan sebaliknya.
Ukuran dalam kertas EKG
- Kecepatan rekaman : 25 mm/detik
- Kekuatan voltase : 1 mV = 10 mm
Jadi
- Pada garis horizontal menggambarkan waktu kecepatan rekaman : 25 mm = 1" ; 5 mm = 0,2" ; 1 mm = 0,04"
- Pada garis vertikal menunjukkan kekuatan voltase : 10 mm = 1 mV ; 1 mm = 0,1 mV
Terdapat 12 Lead / sandapan dalam EKG, yang terbagi atas:
- Sandapan baku ( standard leads ) / sandapan bipolar : I ( RA dimana pada tangan kanan bermuatan (-)dan LA dimana tangan kiri bermuatan (+) ), II ( RA dimana tangan kanan bermuatan (-) dan LF dimana kaki kiri bermuatan (+)), III ( LA dimana tangan kiri bermuatan (-) dan LF dimana kaki kri bermuatan (+))
- Sandapan ektremitas ( limb leads )/ sandapan unipolar ekstremitas : aVR( rekaman potensial lengan kanan yang di perkuat mempunyai muatan (+) = warna merah ), aVL ( rekaman potensial lengan kiri yang di perkuat = warna kuning ), aVF ( rekaman potensial tungkai kiri yang di perkuat )
- Sandapan dada ( chest leads )/ sandapan unipolar prekardial : V1 ( sela iga IV garis parastenal kanan = warna merah ), V2 ( sela iga IV garis parasternal kiri = warna kuning ), V3 ( antara V2 & V4 = warna hijau ), V4 ( sela iga V garis midclavikula kiri = warna coklat ), V5 ( setinggi V4 garis aksilaris anterior kiri = warna hitam ), V6 ( seringgi V4 ( garis aksilaris medial kiri = warna ungu ).
Sandapan baku dan ekstremitas menggambarkan keadaan medan bioelektrik jantung dalam bidang frontal, seperti gambar di bawah ini :
Cara baca EKG
Pada normal sinus rhythm, diketahui:
Gelombang P
- Setiap gelombang P diikuti dengan QRS
- Gelombang P ini menggambarkan aktivitas depolarisasi atria
- Nilai - nilai normal yang terdapat pada kertas EKG : tinggi dan lebar <3mm ( 0,11det )
- Normal angka gelombang P 60 - 100 bpm dengan variasi < 10 %
Kepentingan gelombang P di sini :
- Menandakan adanya aktivitas atria
- Menunjukkan arah aktivitas atria
- Menunjukkan tanda - tanda hipertropi atria
Catatan :
- Karena arah impuls P adalah sejajar dengan sumbu lead II dan karena elektroda V1 terletak paling dekat dengan atrium kanan, maka P dan perubahan - perubahannya paling jelas terlihat di leads II dan V1.
- Arah gelombang P normal di II selalu (+)keatas sedangkan di aVR selalu (-) ke bawah.
Merupakan awal fase depolarisasi ventrikel
Ciri - ciri Q patologis :
- Lebar > sama dengan 0,04" ( 1mm )
- Dalamnya > 25 % amplitudo gelombang R
Catatan : gelombang Q di aVR adalah normal
Galombang R
Adalah defleksi positif pertama dari kompleks QRS yang menggambarkan fase depolarisasi ventrikel.
Kegunaan :
- Melihat Hipertrofi ventrikel
- Melihat adanya BBB (Bundle Branch Block ) dan lainnya
Adalah defleksi negatif setelah gelombang R yang menggambarkan fase depolarisasi ventrikel.
Kegunaan sama dengan gelombang R
Kompleks QRS menggambarkan seluruh fase depolarisasi ventrikel
Gelombang T
Menggambarkan fase repolarisasi ventrikel. Arah normal adalah sesuai gelombang utama QRS.
Amplitudo normal : < 10mm di sandapan dada dan < 5mm di sandapan ekstremitas min. 1mm.
Kegunaan :
- Menandakan adanya iskemi / infark
- Menandakan adanya kelainan elektrolit dan lainnya.
Asal - usul tidak diketahui dan paling jelas terlihat pada sandapan V1 - V4
Kegunaan :
- Bila amplitudo gelombang U > gel T terdapat pada Hipokalemia
- Gelombang U yang terbalik terdapat pada iskemi dan Hipertrofi
Merupakan penjumlahan dari waktu depolarisasi atria dan waktu perlambatan dari simpul AV ( Atrio Ventrikular ) yang dimulai dari permulaan gelombang P sampai dengan permulaan kompleks QRS.
Nilai normal : 0,12" - 0,20" . Hal ini dapat di tentukan oleh frekuensi denyut jantung. bila HR lambat, maka interval PR jadi lebih panjang.
Kegunaan :
- PR < 0,12" terdapat pada sindroma Wolf-Parkinson-White ( keadaan dimana hantaran di percepat )
- PR >0,2" terdapat pada blok AV
- PR dapat berubah - ubah terdapat pada wandering facemaker
WPW Sindrom |
AV block |
Wandering facemaker |
Interval QRS
Menggambarkan lamanya aktivitas depolarisasi ventrikel yang di hitung antara permulaan gelombang Q sampai dengan akhir gelombang S. Normal : < 0,12"
Kegunaan :
- Melihat RBBB, LBBB, ventrikular Rhythme, LVH, RVH dan Hiperkalemia dan lainnya.
RBBB |
LBBB |
LVH |
Interval QT
Menggambarkan lamanya aktivitas depolarisasi dan repolarisasi ventrikel yang di mulai dari permulaan gelombang Q sampai dengan akhir gelombang T . Nilai QTc adalah nilai interval QT yang telah dikoreksi / disesuaikan dengan interval QT pada HR 60 dan nilainya dapat dilihat dengan normogram khusus.
Nilai normal : Laki - laki = 0,42" ; Perempuan : 0,43"
Contoh Perhitungan QTc :
Kegunaan :
- Melihat efek digital & quinidin: Pendeknya Interval QT; karakteristik terjadinya ST depresi ; Dysrhythmia ( ventrikular / atrial premature beats, paroxysmal atrial tachycardia dengan variabel AV block, Ventrikular tachycardia dan fibrilasi, dll ).
- Melihat adanya Hipo / Hiperkalsemia
- Adanya Romano-Ward-Syndrome
Segmen ST
Adalah bagian dari akhir kompleks QRS sampai dengan permulaan gelombang T yang normalnya isoelektris.
Kegunaan :
Melihat adanya ST depresi yang terjadi pada : LBBB, akut posterior Miokard Infark, Ventrikular Hypertrofi, Pulmonary embolus, efek digoksin
ST depresi |
Melihat adanya ST elevasi yang terjadi pada : Perikarditis akut, akut Miokard infark, LBBB, variasi normal ( seperti : jantung atletisdll )
Miokard infark dengan ST elevasi |
Ada 5 hal penting yang harus dinilai :
- Frekuensi
- Irama
- Sumbu
- Tanda - tanda Hypertrofi
- Tanda - tanda Iskemik / infark
- <60 : Bradikardi
- 60 - 100 : Normal
- >100 : Tachikardia
- 140 - 250 : Tachikardia abnormal
- 250 -350 : flutter
- >350 : fibrilasi
HR = 300 : jumlah kotak sedang , seperti contoh di bawah ini :
- 5 Kotak sedang = 25mm (1") berdenyut 1x -----> Dalam 1' berdenyut 60 : 1 = 60 x
- 4 Kotak sedang = 20mm (0,8") berdenyut 1x -> Dalam 1' berdenyut 60 : 0,8 = 75 x
- 3 Kotak sedang = 15mm (0,6") berdenyut 1x -> Dalam 1' berdenyut 60 : 0,6 = 100 x
- 2 Kotak sedang = 10mm (0,4") berdenyut 1x -> Dalam 1' berdenyut 60 : 0,4 = 150 x
- 1 Kotak sedang = 5mm (0,2") berdenyut 1x --> Dalam 1' berdenyut 60 : 0,2 = 300 x
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh di bawah ini :
- 6 kotak sedang ----> HR = 300 : 6 = 50 x , atau
- 6 kotak sedang = 30mm = 1,2" ----> dalam 1' = 60 : 1,2 = 50 x
Dalam keadaan normal, impuls dibentuk oleh pacemaker disimpul SA yang lalu diteruskan ke simpul AV --->berkas HIS ----> cabang berkas kanan & kiri ----> serabut purkinye ----> mengaktifkan serabut - serabut otot ventrikel. Irama jantung yang normal adalah irama yang ditentukan oleh simpul SA dan disebut irama sinus, dengan ciri - ciri EKG :
- Frekuensi 60 - 100
- Teratur
- Penurunan di AVR dan Peningkatan di lead II
- Tiap P diikuti QRS-T
- Gangguan pembentukan impuls
- Gangguan penghantaran impuls
- Takikardia sinus, ciri - ciri : P-QRS-T normal ; HR > 100
- Bradikardia sinus, ciri - ciri : P-QRS-T normal ; HR < 60
- P-QRS-T normal
- Inerval RR berubah - ubah
ES = Premature beat / contraction, Terjadi karena suatu fokus ektopik melepas impuls hingga mengaktifkan miokard. Fokus bisa di atria, simpul AV atau Ventrikel.
1. ES atrial, ciri - ciri :
- P abnormal & timbul premature
- Masa kompensai tidak penuh
- Konduksi di AV node bisa normal atau blok
- Konduksi Intraventrikuler bisa normal atau abnormal
- P abnormal
- Masa kompensasi tidak penuh
- Konduksi intraventrikuler normal atau abnormal
3. ES ventrikel = PVC, ciri - ciri :
- Tidak ada P di depan QRS yang abnormal
- QRS prematur dan berbentuk lebar & aneh ( karena otot - otot ventrikel adalah konduktor yang kurang efektif hingga impuls yang terjadi di ventrikel akan dihantarkan secara abnormal )
- Segmen ST tertekan dan T terbalik
- Masa kompensasi penuh
- > 5 x / m
- Multifokal
- Fenomena R on T
- Timbul post exercise
- Pada usia > 40 thn
- VES yang berasal dari 1 fokus yang sama akan mempunyai bentuk & coupling time yang sama, kalau tidak maka ada multifokal VES
- Coupling time = jarak antara VES dengan denyut sinus sebelumnya
- Fenomena R on T = keadaan dimana VES jatuh pada gelombang T sebelumnya. Ini berbahaya karena dapat merupakan awal VT / VF
- Masa kompensasi = interval antara denyut sinus sebelum & setelah ES. Masa kompensasi penuh jika interval ini = 2 x interval RR normal, bila kurang dari itu disebut masa kompensasi tidak penuh
- VES bigemini ---> 1 sinus + 1 VES ; VES trigemini ---> 2 sinus + 1 VES ; VES quadrigemini ---> 3 sinus + 1 VES
Tidak ada komentar:
Posting Komentar