A. Definisi
Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan ini bersifat sementara.
Asma merupakan suatu keadaan gangguan / kerusakan bronkus yang ditandai dengan spasme bronkus yang reversibel (spasme dan kontriksi yang lama pada jalan nafas) (Joyce M. Black,1996).
Menurut Crocket (1997) asthma bronkiale didefinisikan sebagai penyakit dari sistem pernafasan yang meliputi peradangan dari jalan nafas dengan gejala bronkospasme yang reversibel. mari kita lihat dari segi anatomi fisiologi pernafasan manusia.
Anatomi Fisiologi Pernafasan
Saluran pernafasan terdiri atas saluran pernafasan atas dan saluran pernafasan bawah. Saluran pernafasan atas terdiri dari hidung dan nasofaring serta laring. Saluran pernafasan bawah dibentuk oleh tinkea, saluran utama bronkus, bronkiolus, dan duceus alueotaris, yang kemudian berakhir di alveoli. Saluran pernafasan, dalam melakukan fungsinya sebagai saluran udara, memiliki fungsi : menyaring, menghangatkan dan melembabkan udara.
Pada pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan eksternal, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut. Pada waktu bernafas oksigen masuk melalui trakea dan pada pipa bronchial ke alveoli, dan dapat erat hubungan dengan darah di dalam kapiler pulmonaris. Alveoli memisahkan oksigen dari darah, oksigen menembus membran, diambil oleh sel darah merah dan di bawah ke jantung dan dari jantung dipompakan ke seluruh tubuh. Di dalam paru-paru, karbon dioksida merupakan hasil buang metabolisme, menembus membran alveoli, dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui membran pipa bronchial dan trachea, dinafaskan keluar melalui hidung dan mulut.
Empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner :
a.Ventilasi pulmoner, atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar.
b.Arus darah melalui paru-paru, darah mengandung oksigen masuk ke seluruh tubuh, karbondioksida dari
seluruh tubuh masuk ke paru-paru.
c.Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat dari setiapnya dapat mencari semua
bagian tubuh.
d.Difusi gas yang menembus membran pemisah alveoli dan kapiler, CO2 lebih mudah berdifusi dari pada O2.
(Pearce, Ec, 2000).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar